Tokoh Legendaris yang berasal dari Tulungagung -->
Kamis, 29 Mei 2025

Header Menu


Tokoh Legendaris yang berasal dari Tulungagung

Jumat, Maret 03, 2017

Di kesempatan ini, saya ingin berbagi informasi tentang Tokoh Legendaris yang berjasa dalam perkembangan berbagai aspek kehidupan masyarakat Tulungagung.
Atas jasa jasa Tokoh tersebut Tulungagung bisa di kenal seantero nusantara.



Selain tentang ketokohan dari beliau tersebut, banyak pelajaran hidup yang bisa di pelajari oleh generasi muda.
Dan juga bisa di jadikan rujukan penyemangat dalam kita menimba ilmu.





tokoh legendaris asal Tulungagung






Almaghfurllah Syekh Basyaruddin



Tokoh Legendaris pertama bernama Syekh Basyaruddin, seorang ulama besar yang pertama kali melakukan siar agama islam di wilayah kabupaten Tulungagung.
Dan beliau sekaligus guru spiritual bupati pertama Tulungagung yang bernama Tumenggung
Ngabei Mangoendirono.



Garis keturunan Syekh Basyaruddin masih di bawah silsilah Syekh Abdurrahman bin Syekh Abdul Mursyad (Setono Landean, Kediri) bin Muhammad Hasan Basyari, Ponorogo.
Setelah beranjak dewasa beliau pindah ke ponorogo, daerah asal kakeknya.
Kemudian beliau melebarkan dakwah ke Tulungagung dan selanjutnya menetap di dusun srigading, desa bolorejo kecamatan kauman.



Awal proses dakwah beliau lakukan dengan mendirikan sebuah mushola kecil di daerah tersebut, kemudian dengan sabar Syekh Basyaruddin mendatangi rumah rumah penduduk di sekitarnya.
Beliau mengenalkan ajaran agama islam dengan penuh toleransi, walaupun tidak sedikit penolakkan yang di hadapinya.
Tetapi dengan gigih dan selalu berdoa agar masyarakat sekitar bisa menerima hidayat dan memeluk agama islam.



Akhirnya kerja keras beliau mendapat hasil beberapa tahun kemudian.
Metode dakwah yang di kembangkan Syekh Basyaruddin ini mampu merubah pandangan masyarakat tentang agama islam.
Dan banyak di antaranya yang secara sukarela menyatakan diri memeluk agama islam, termasuk juga sang bupati Tulungagung yang pertama.



Semasa hidupnya Syekh Basyaruddin di kenal sebagai seorang ulama sufi yang sangat sabar.
Menurut cerita Syekh Basyaruddin dalam memilih bahan makanan selalu dari bahan makanan di bawah kwalitas rata rata yang di pakai masyarakat sekitar.
Contohnya jika memilih beras, beliau memilih beras yang banyak terdapat kerikil.
Kemudian setelah di masak barulah beliau memisahkan antara beras dan kerikil dengan sabar.



Dalam bermunajat Syekh Basyaruddin senantiasa membaca ayat ayat suci alquran.
Dan setiap waktu beliau juga isi dengan berdzikir.
Agar beliau tidak ketiduran, konon dalam bermunajat di lakukan di atas pohon di atas sungai.
Jadi jiwa beliau ketiduran akan terjatuh ke sungai.
Selain itu beliau sangat rajin puasa senen kamis.



Setelah Syekh Basyaruddin wafat, kemudian beliau di makamkan di dusun srigading, bolorejo.
Dan makam beliau menjadi salah satu tempat tujuan wisata religi di Tulungagung.






Raden Mas Djajengkoesoemo



Tokoh Legendaris yang kedua ini hidup di masa kolonial belanda.
Beliau merupakan anak bupati Tulungagung yang ke 5 yaitu R.M.T. Djajaningrat.
Semasa kecil R.M.Djajengkoesoemo. bernama R.M Moijan dan terkenal sebagai anak yang nakal, hingga membuat sang ayah jenggel kemudian menghajar beliau.
Tetapi hal itu tidak membuat beliau jera ataupun menangis kesakitan.



Beranjak dewasa R.M Moijan berganti nama dengan R.M.Djajengkoesoemo.
Dan di usia tersebut beliau sudah mendapat kepercayaan untuk menjabat sebagai wedono di kabupaten Tulungagung, kemudian pindah ke srengat.
Sebagai wedono beliau selalu peduli kehidupan masyarakatnya, dan banyak berkecimpung dalam kegiatan sosial.
Hal inilah yang membuat R.M.Djajengkoesoemo sangat di cintai rakyatnya.



Pada suatu ketika R.M.Djajengkoesoemo menempuh perjalanan ke Tulungagung, sampai di jembatan ngujang yang saat itu masih dalam tahap pembangunan.
Beliau mendapati beberapa pekerja yang sedang istirahat untuk makan, namun di saat bersamaan pengawas kerja yang seorang berkebangsaan belanda memarahi pekerja tersebut.
Makanan para pekerja tersebut di siram dengan pasir dan menyuruh semuanya kembali bekerja.



Melihat kejadian itu, R.M.Djajengkoesoemo terkesan dan kemudian mengambil sebuah keris sakti yang bernama kyai Semar Mesem.
Dan seketika pengawas kerja itu mati tersungkur.
Kejadian tersebut membuat beliau di dipersalahkan, karena masih keturunan raja beliau tidak di penjarakan, hanya di kenakan sangsi pencopotan semua jabatan serta di asingkan di sebuah daerah terpencil yang sekarang menjadi desa demuk kecamatan retjo tangan.





Dalam proses pengasingan itu, beliau di beri sebidang lahan hutan belantara untuk di jadikan permukiman.
Untuk itu R.M.Djajengkoesoemo membawa beberapa masyarakat untuk ikut serta dalam babat alas dusun demuk tersebut.



Setelah itu beliau mendiami daerah tersebut hingga wafat pada tanggal 09-03-1903 dan kemudian di makamkan di demuk juga.
Sepeninggal R.M.Djajengkoesoemo daerah demuk di pegang oleh putra beliau yang bernama RM Margono.



Kisah R.M.Djajengkoesoemo di percayai sebagian masyarakat sebagai hari lahirnya desa demuk dan nama beliau R.M.Djajengkoesoemo kini di abadikan menjadi nama sebuah jalan di salah satu kota Tulungagung.






Soemiran Karsodiwirjo


Tokoh Legendaris yang ketiga ini sekilas pernah saya ulas di postingan Pantai Popoh Tulungagung Jawa Timur kemarin.
Memang sosok beliau tidak bisa lepas dari objek wisata tersebut.
Selain itu beliau salah satu pengusaha yang paling sukses di tulungagung.



Soemiran Karsodiwirjo lahir di tulungagung pada tanggal 09 september 1921.
Beliau berasal dari keluarga sederhana dan lahir sebagai anak pertama dari sembilan saudara.
Sebagai anak pertama, masa remaja beliau banyak habiskan dengan membantu orang tuanya.



Awal mula beliau berkecimpung di usaha rokok dari mencoba coba membuat rokok kretek klobot sendiri.
Lambat laut usahanya mulai berkembang, namun agresi militer belanda di tahun 1948 membuat usaha hancur.



Setelah keadaan stabil pada tahun 1949, beliau kembali merintis usaha rokoknya.
Pertama tama beliau memperkerjakan 4 orang saja.
Selang beberapa tahun rokok produksi beliau mendapat banyak pesanan dari masyarakat, hingga beliau pekerja beliau mencapai 1000 orang.
Namun lagi lagi usaha beliau mengalami kesulitan ketika terjadi pemberontak G 30 S/PKI.
Dan akhirnya beliau terpaksa mengurangi pekerjanya menjadi 25 orang saja.



Jatuh bangun dalam usaha produksi rokok kretek tidak membuat Soemiran Karsodiwirjo patah semangat.
Barulah di awal tahun 1982 beliau merintis usaha lagi dengan produk rokok yang lebih modern.
Dan usaha rokok tersebut di beri nama Retjo Pentung.



Usaha rokok ini mengalami kemajuan yang sangat pesat, hingga dekade 90an jumlah pekerja lebih dari 4500 orang.
Di antara produk produk rokok beliau yang terkenal seantero nusantara.
Hingga di tahun 1995 beliau wafat dan di makamkan di area Retjo sewu.



Sebagai orang yang terpandang, prosesi pemakaman beliau diarak jasadnya berjalan kaki dari kediaman di kota tulungagung sampai pesisir pantai Popoh dengan berjalan kaki.





Demikianlah beberapa Tokoh Legendaris asal Tulungagung yang melegenda sampai sekarang.
Banyak poin poin penting yang bisa di teladani dari tokoh tokoh tersebut.
Di antaranya adalah sifat kesederhanaan dan pantang menyerah apapun keadaan yang di alami.



Poin keduanya adalah kerja keras, dengan bekerja sepenuh hati, usaha yang kita lakukan nantinya juga akan mendapat hasil.
walaupun dalam setiap usaha kegagalan pasti akan di rasakan.



Poin ketiga yang menjadi sukses adalah dengan berdoa, Karena dengan berdoa hati kita seperti punya semangat ganda dan bisa mengambil keputusan dengan tepat.



Bagi anda yang ingin menambahkan figur Tokoh Legendaris asal Tulungagung bisa tulis di komentar.
Insa alloh di lain kesempatan saya akan tampilkan lanjutannya



sumber informasi :

# Pusaka Jawa Timur

# Chairil Anam Blog

# Bumi Sejarah Desa di Tulungagung

Loading