Kesenian Wayang Kulit di Tulungagung -->

Header Menu


Kesenian Wayang Kulit di Tulungagung

Rabu, Juni 14, 2017

Sejarah telah mencatat bahwasanya masyarakat tulungagung sangat identik dengan budaya jawa. Dari logat bahasa yang biasa di gunakan dalam bersosialisasi sampai budaya jawa kental terasa di seluruh penjuru wilayah kabupaten tulungagung. Oleh karena itulah sejarah juga menulis beberapa tokoh seniman jawa lahir disini dari berbagai jenis kesenian tradisional. Meski peradaban kehidupan masyarakat sudah banyak yang berbaur dengan kesenian modern tetapi seakan tak pernah padam, geliat seni di tulungagung masih bisa melahirkan talenta talenta seniman muda. Dan diantaran talenta seni dari tulungagung mampu memadukan antara kesenian tradisional dengan kesenian modern. Atas sinergi itulah budaya jawa di tulungagung masih di terima luas oleh seluruh lapisan masyarakat.

Salah satu kesenian jawa yang masih eksis di tulungagung adalah wayang kulit. Kesenian wayang kulit ini menjadi sebuah tradisi turun temurun yang awalnya berasal dari kebudayaan masyarakat hindu di tanah jawa. Kemudian kesenian ini di kembangkan lagi oleh walisongo untuk menyebarkan agama islam. Maka itulah, di zaman sekarang ini kesenian wayang kulit bisa duduk bersanding dengan kesenian modern.

Perihal kesenian jawa khususnya wayang kulit ini, masyarakat tulungagung pada umumnya sering kali mengadakan pagelaran ini tak kala merayakan hari hari sakral seperti upacara pernikahan, bersih desa ataupun hari hari penting lainnya. Oleh sebab itulah pagelaran wayang kulit ini di maknai beragam oleh kalangan masyarakat.

Terus siapakah tokoh pewayangan asal tulungagung itu..?

< ki dalang Eko Kondo Prisdianto Pria asli kelahiran tulungagung pada tanggal 25 mei 1972 ini, merupakan seniman sekaligus abdi masyarakat. beliau selain menjadi dalang juga merangkap sebagai kepala desa kendal bulur kecamatan Boyolangu tulungagung. Lahir dari keluarga seniman wayang, membuat beliau banyak belajar dunia seni dari sosok ayahnya yang seorang dalang yang bernama KI MURDI KANDHA MURDIYAT. Awal karir ki dalang eko prisdianto ini ketika hari ke 40 wafatnya sang ayah ki dalang murdi kanda murdiyat. Sambutan masyarakat tulungagung sangat antusias di pagelaran perdana beliau ini. Hingga kini karir beliau di dunia seni wayang kulit masiih terang benderang menghiasi panggung senj di tulungagung.

Ki dalang Sun Gondrong Beliau lahir pada tanggal l 26 Juli 1966 di tulungagung. Beliau sejak kecil sudah menyukai dunia perwayangan, hingga kemudian beranjak dewasa akhirnya mendalami dunia wayang di surakarta, jawa tengah. Sampai kini ki dalang sue gondrong menjadi sosok seniman tulungagung yang paling di hormati, hingga para dalang dalang asal tulungagung yang bergabung di Pepadi (Persatuan Pedalangan Indonesia) Komcab Tulungagung mengangkat beliau sebagai ketuanya.

Sebenarnya ada beberapa talenta seni wayang kulit yang berasal dari tulungagung yang turut serta melestarikan budaya jawa. Dan tentu sosok sinden sukesi rahayu adalah salah satu contohnya. Meski tidak menetap di tulungagung tetapi kehadiran sinden sukesi rahayu di dunia seni turut serta membawa harum tanah kelahirannya tulungagung ini.

Topik selanjutnya yang perlu di garis bawahi atas eksistensi wayang kulit di tulungagung. Dari uraian di atas sudah saya sebutkan bahwasanya kesenian wayang kulit itu adalah sebuah kesenian yang bisa beradaptasi dengan keadaan serta waktu. Meski dalam sebuah pagelaran wayang kulit tersebut ada alur cerita (lakon) tetapi dalam sebuah lakon itu, seorang dalang bisa improvisasi dengan menyisipkan tema yang berkembang dalam masyarakat. Balutan musik gamelan yang mengiringi menjadi sebuah hiburan seni yang bisa dipadu dengan instrumeno modern. Maka itulah sebabnya wayang kulit selain menjadi sebuah warisan seni juga menjadi sebuah kontrol di tengah masyarakat. karena banyak sekali filosofi yang terkandung dalam alur cerita yang di bawakan oleh seorang dalang.