Buruh Migran sebagai pahlawan devisa, menjadi sebuah aset yang berharga untuk negara berkembang seperti Indonesia.
Jika di kelola dengan baik dengan mengedepankan ketrampilan juga legalitas dalam perekrutanya akan berdampak meningkatkanya kesejahteraan buruh migran dan semua elemen yang berkecimpung di dalamnya, termasuk pemerintah setempat bisa mendapat keuntungan financial.
Kebanyakan Buruh migran berasal dari daerah yang kurang akan tersedianya lapangan pekerjaan, dan umumnya di dominasi kalangan usia produktif.
Penempatan dan pengawasan buruh migran di Indonesia berada dalam naungan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia ( BNP2TKI ), Selain itu BNP2TKI juga menjadi sebuah wadah informasi, pengaduan, perlindungan dan segala hal yang berkaitan dengan buruh Migran.
Jika di kelola dengan baik dengan mengedepankan ketrampilan juga legalitas dalam perekrutanya akan berdampak meningkatkanya kesejahteraan buruh migran dan semua elemen yang berkecimpung di dalamnya, termasuk pemerintah setempat bisa mendapat keuntungan financial.
Kebanyakan Buruh migran berasal dari daerah yang kurang akan tersedianya lapangan pekerjaan, dan umumnya di dominasi kalangan usia produktif.
Penempatan dan pengawasan buruh migran di Indonesia berada dalam naungan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia ( BNP2TKI ), Selain itu BNP2TKI juga menjadi sebuah wadah informasi, pengaduan, perlindungan dan segala hal yang berkaitan dengan buruh Migran.

Sesuai topik di atas tentang
Kenapa saya berpendapat seperti ini, Perlu di ketahui bersama bahwa dalam statistik BNP2TKI tercatat sekitar 3.463 orang buruh migran asal Tulungagung.
Dan setiap tahun mengalami peningkatan, dengan berbagai tujuan negara seperti Taiwan, Hongkong,Malasya, Singapura, Brunei, dan beberapa tempat lainya.
Melihat data statistik dan perkembanganya di lapangan, banyak rekrutmen buruh migran tidak sesuai prosedur.
Peran PJTKI sebagai jasa penyalur tenaga kerja sering membuat iklan iklan yang berlebihan dan tidak sesuai kenyataan di negara tujuan.
Di tambah proses pelatihan ketrampilan ataupun bahasa juga sebagai persyaratan semata, Di lain sisi calon buruh migran juga terlalu bernafsu hingga melupakan hal tersebut, yang penting bisa cepat berangkat dan bisa bekerja di negara tujuan.
Sebuah Dilematis antara kebutuhan Ekonomi dan Keselamatan yang di hadapi seorang buruh migran.
Dilema Buruh Migran asal Tulungagung
yang semakin hari perlu di lakukan perbaikan dari berbagai segi.Kenapa saya berpendapat seperti ini, Perlu di ketahui bersama bahwa dalam statistik BNP2TKI tercatat sekitar 3.463 orang buruh migran asal Tulungagung.
Dan setiap tahun mengalami peningkatan, dengan berbagai tujuan negara seperti Taiwan, Hongkong,Malasya, Singapura, Brunei, dan beberapa tempat lainya.
Melihat data statistik dan perkembanganya di lapangan, banyak rekrutmen buruh migran tidak sesuai prosedur.
Peran PJTKI sebagai jasa penyalur tenaga kerja sering membuat iklan iklan yang berlebihan dan tidak sesuai kenyataan di negara tujuan.
Di tambah proses pelatihan ketrampilan ataupun bahasa juga sebagai persyaratan semata, Di lain sisi calon buruh migran juga terlalu bernafsu hingga melupakan hal tersebut, yang penting bisa cepat berangkat dan bisa bekerja di negara tujuan.
Sebuah Dilematis antara kebutuhan Ekonomi dan Keselamatan yang di hadapi seorang buruh migran.
Beberapa dasar yang perlu untuk di perbaiki menyangkut buruh Migran adalah pengetahuan tentang pentingnya sebuah ketrampilan yang harus di miliki calon buruh migran sebelum mendaftarkan diri sebagai calon TKI.
Ketrampilan profesi sangat membantu adaptasi buruh migran dalam pekerjaanya nanti, setidaknya mereka mendapat sertifikat keahlian dari sebuah institusi seperti Lembaga Bimbingan Kerja ( LBK ) atau dari Perusahaan.
Yang kedua yang perlu di perbaiki adalah menyangkut bahasa,
Bahasa sebagai alat untuk saling berkomunikasi sangat penting untuk calon buruh migran dalam menunjang aktivitas pekerjaanya di negara tujuan.
Lucu ketika saya tanyakan pengalaman seorang buruh migran yang sekarang sudah bekerja di Taiwan.
Katanya ketika dalam bimbingan di PJTKI hanya mendapat pelatihan bahasa sebatas kata kata dasar saja.
Selanjutnya setelah sampai di Taiwan barulah dia harus belajar sendiri dan sangat menyulitkan hal ini dalam dia bekerja.
Selanjutnya yang ketiga adalah pemahaman tentang jerih payah buruh migran setelah kembali ke tanah air.
Banyak kasus eks buruh migran yang pulang hanya membawa banyak uang tapi tidak punya pengalaman kerja yang bisa di adopsi di kampungnya.
Akhirnya uang tersebut di gunakan sebatas mencukupi kebutuhan sehari hari,
Peran aktif BNP2TKI harusnya berlanjut sampai buruh migran kembali ke tanah air, agar eks buruh migran bisa berivestasi ataupun memanfaatkan jerih payahnya secara maksimal.
Ketrampilan profesi sangat membantu adaptasi buruh migran dalam pekerjaanya nanti, setidaknya mereka mendapat sertifikat keahlian dari sebuah institusi seperti Lembaga Bimbingan Kerja ( LBK ) atau dari Perusahaan.
Yang kedua yang perlu di perbaiki adalah menyangkut bahasa,
Bahasa sebagai alat untuk saling berkomunikasi sangat penting untuk calon buruh migran dalam menunjang aktivitas pekerjaanya di negara tujuan.
Lucu ketika saya tanyakan pengalaman seorang buruh migran yang sekarang sudah bekerja di Taiwan.
Katanya ketika dalam bimbingan di PJTKI hanya mendapat pelatihan bahasa sebatas kata kata dasar saja.
Selanjutnya setelah sampai di Taiwan barulah dia harus belajar sendiri dan sangat menyulitkan hal ini dalam dia bekerja.
Selanjutnya yang ketiga adalah pemahaman tentang jerih payah buruh migran setelah kembali ke tanah air.
Banyak kasus eks buruh migran yang pulang hanya membawa banyak uang tapi tidak punya pengalaman kerja yang bisa di adopsi di kampungnya.
Akhirnya uang tersebut di gunakan sebatas mencukupi kebutuhan sehari hari,
Peran aktif BNP2TKI harusnya berlanjut sampai buruh migran kembali ke tanah air, agar eks buruh migran bisa berivestasi ataupun memanfaatkan jerih payahnya secara maksimal.
Selain ketiga hal di atas, Pemerintah selayaknya mengkaji ulang penempatan Tenaga Kerja Wanita (TKW) khususnya untuk negara tujuan Timur Tengah dan Malasya.
Alasannya karena di negara negara tersebut sudah banyak terjadi kasus yang merugikan buruh migran dari segi keadilan, pelecehan, juga kekerasan.
Bahkan kasus yang sekarang viral di berbagai media tentang video beberapa TKW yang menangis sambil curhat atas kondisi yang mereka alami, video tersebut di tujukan untuk Presiden Jokowi.
Menurut pendapat saya, pengiriman Tenaga Kerja Wanita (TKW) di sektor rumah tangga sangat beresiko lebih tinggi jika di bandingkan sektor sektor yang lain.
Juga dari segi pengawasan sektor rumah tangga banyak terjadi pelanggaran, Kebanyakan kasus terjadi adalah penerapan jam kerja yang tidak sesuai perjanjian.
Poin penting lainya menyangkut pengiriman Tenaga Kerja Wanita (TKW) khususnya dari Tulungagung adalah meningkatknya angka perceraian yang di dominasi oleh buruh migran.
Sebuah Dilema Buruh Migran ketika jauh dari keluarga, berada di lingkungan yang berbeda pula.
Kadang membuat sebagian buruh migran wanita lupa diri setelah sukses kemudian menceraikan suaminya di kampung.
Padahal suaminya tersebut mati matian dalam mengasuh anak mereka, ataupun ada sebab lain karena komunikasi yang tidak berjalan baik.
Seorang Wanita ketika memutuskan menjadi buruh Migran sama halnya merampas figur ibu untuk anak anak mereka.
Walaupun secara materi anak anak dari buruh migran bisa menikmati jerih payah ibunya, tapi dari segi moral mereka kurang merasa bahagia.
Contohnya di tahun 2016 kemarin Tulungagung di gemparkan dengan kasus pelecehan Al Quran yang kebetulan si pelaku merupakan anak yang ibunya menjadi buruh Migran.
Alasannya karena di negara negara tersebut sudah banyak terjadi kasus yang merugikan buruh migran dari segi keadilan, pelecehan, juga kekerasan.
Bahkan kasus yang sekarang viral di berbagai media tentang video beberapa TKW yang menangis sambil curhat atas kondisi yang mereka alami, video tersebut di tujukan untuk Presiden Jokowi.
Menurut pendapat saya, pengiriman Tenaga Kerja Wanita (TKW) di sektor rumah tangga sangat beresiko lebih tinggi jika di bandingkan sektor sektor yang lain.
Juga dari segi pengawasan sektor rumah tangga banyak terjadi pelanggaran, Kebanyakan kasus terjadi adalah penerapan jam kerja yang tidak sesuai perjanjian.
Poin penting lainya menyangkut pengiriman Tenaga Kerja Wanita (TKW) khususnya dari Tulungagung adalah meningkatknya angka perceraian yang di dominasi oleh buruh migran.
Sebuah Dilema Buruh Migran ketika jauh dari keluarga, berada di lingkungan yang berbeda pula.
Kadang membuat sebagian buruh migran wanita lupa diri setelah sukses kemudian menceraikan suaminya di kampung.
Padahal suaminya tersebut mati matian dalam mengasuh anak mereka, ataupun ada sebab lain karena komunikasi yang tidak berjalan baik.
Seorang Wanita ketika memutuskan menjadi buruh Migran sama halnya merampas figur ibu untuk anak anak mereka.
Walaupun secara materi anak anak dari buruh migran bisa menikmati jerih payah ibunya, tapi dari segi moral mereka kurang merasa bahagia.
Contohnya di tahun 2016 kemarin Tulungagung di gemparkan dengan kasus pelecehan Al Quran yang kebetulan si pelaku merupakan anak yang ibunya menjadi buruh Migran.
Heran saya ketika melihat Iklan dari beberapa PJTKI yang malahan sering memberi iming iming uang saku juga bebas potongan gaji untuk calon Tenaga Kerja Wanita ini.
Apakah mereka tidak memikirkan resiko juga dampak seperti yang saya jelaskan itu.
Padahal mereka sebagian besar pengelolanya juga Laki Laki, apakah demi bisnis mereka rela menjual harkat dan martabat wanita.
Harusnya,ini,di pertimbangkan oleh Pemerintah, BNP2TKI, PJTKI dan elemen masyarakat lainya bahwa.
Dan kebijakan bebas potongan gaji dan uang saku di berikan kepada calon buruh Migran laki laki, karena mereka adalah kepala rumah tangga yang wajib menafkahi keluarganya.
Kemudian lebih memperketat Pengiriman TKW jadi buruh Migran serta biaya yang wajar, dengan semua itu masyarakat akan berfikir ulang untuk mendaftarkan diri dan juga bisa meminimalkan resiko ketidak adilan bagi TKW.
Selain itu tidak akan ada anak anak yang merasa di rampas kasih sayangnya oleh ibu mereka sendiri.
Apakah mereka tidak memikirkan resiko juga dampak seperti yang saya jelaskan itu.
Padahal mereka sebagian besar pengelolanya juga Laki Laki, apakah demi bisnis mereka rela menjual harkat dan martabat wanita.
Harusnya,ini,di pertimbangkan oleh Pemerintah, BNP2TKI, PJTKI dan elemen masyarakat lainya bahwa.
Dan kebijakan bebas potongan gaji dan uang saku di berikan kepada calon buruh Migran laki laki, karena mereka adalah kepala rumah tangga yang wajib menafkahi keluarganya.
Kemudian lebih memperketat Pengiriman TKW jadi buruh Migran serta biaya yang wajar, dengan semua itu masyarakat akan berfikir ulang untuk mendaftarkan diri dan juga bisa meminimalkan resiko ketidak adilan bagi TKW.
Selain itu tidak akan ada anak anak yang merasa di rampas kasih sayangnya oleh ibu mereka sendiri.
Dilema Buruh Migran asal Tulungagung selanjutnya, Yang mendorong mereka untuk menjadi seorang buruh Migran adalah kurangnya Lapangan Kerja di wilayah kabupaten Tulungagung dan sekitarnya.
Tak bisa di ungkiri faktor ekonomi menjadi alasan klasik bagi sebagian besar calon buruh migran,
Di Tulungagung kesempatan untuk menjadi pekerja tetap sangat sulit di dapat, kalaupun ada penghasilan yang di terima sangat jauh dari cukup untuk biaya hidup sehari hari.
Hamparan Sawah juga ladang pertanian yang jadi komoditas unggulan kurang menyejahterakan petani, selain gengsi menjadi seorang petani juga biaya dalam satu kali panen cukup mahal.
Membuat sebagian masyarakat lebih memilih menjadi buruh migran dengan masa depan yang lebih jelas.
Padahal Tulungagung memiliki banyak Sumber Alam yang masih belum di expose secara maksimal.
Saya sendiri adalah seorang petani, tetapi saya tidak menanam secara musiman, Saya dan beberapa Kelompok Kerja Tani mulai merintis menanami sawah dengan tanaman produktif seperti cabe, semangka, melon serta sayuran.
Jenis tanaman di atas lebih memiliki nilai jual di banding tanaman musiman seperti padi ataupun jagung.
Alhamdulillah hasilnya bisa untuk mencukupi keluarga saya dan menabung untuk masa depan Alvia Danis walaupun pertama memulai modal harus utang kanan kiri
Tak bisa di ungkiri faktor ekonomi menjadi alasan klasik bagi sebagian besar calon buruh migran,
Di Tulungagung kesempatan untuk menjadi pekerja tetap sangat sulit di dapat, kalaupun ada penghasilan yang di terima sangat jauh dari cukup untuk biaya hidup sehari hari.
Hamparan Sawah juga ladang pertanian yang jadi komoditas unggulan kurang menyejahterakan petani, selain gengsi menjadi seorang petani juga biaya dalam satu kali panen cukup mahal.
Membuat sebagian masyarakat lebih memilih menjadi buruh migran dengan masa depan yang lebih jelas.
Padahal Tulungagung memiliki banyak Sumber Alam yang masih belum di expose secara maksimal.
Saya sendiri adalah seorang petani, tetapi saya tidak menanam secara musiman, Saya dan beberapa Kelompok Kerja Tani mulai merintis menanami sawah dengan tanaman produktif seperti cabe, semangka, melon serta sayuran.
Jenis tanaman di atas lebih memiliki nilai jual di banding tanaman musiman seperti padi ataupun jagung.
Alhamdulillah hasilnya bisa untuk mencukupi keluarga saya dan menabung untuk masa depan Alvia Danis walaupun pertama memulai modal harus utang kanan kiri
Apakah wajah Tulungagung bisa berubah dari Kampung Buruh Migran.
Saya sangat yakin suatu saat hal itu tidak ada lagi, apalagi jika Wacana Pembangunan Bandara Udara di wilayah Tulungagung terealisasi dan Jalan Lintas Selatan beroperasi.
Dapat di pastikan bahwa investor akan banyak datang ke Tulungagung.
Hal ini akan berimbas pada ketersediaan Lapangan Pekerjaan bagi masyarakat sekitar.
Jika ada pekerjaan tetap yang bisa mencukupi kebutuhan hidup masyarakat, saya rasa calon buruh Migran akan berkurang.
Karena hakikatnya menjadi buruh Migran bukan menjadi pilihan apabila ada alternatif lain.
Mereka melakukan hal ini semata mata karena persoalan ekonomi yang menghimpit.
Dalam benak mereka sejujurnya ingin bekerja di samping keluarga masing masing.
Kemudian saat Libur Kerja bisa berwisata ke Kampung Susu Dir Tulungagung
Ataupun berkunjung ke wisata bahari yang paling terkenal Pantai Popoh Tulungagung Jawa Timur
Dan ibu ibu tidak lagi menjadi dilema buruh Migran, mereka mencurahkan kasih sayangnya sepenuhnya untuk anak mereka,
Ibu ibu tersebut memberikan pondasi aklaq dan pengetahuan dengan mondok di salah satu pesantren terbaik di Tulungagung Pondok Pesantren Madinul Ulum Tulungagung
Saya sangat yakin suatu saat hal itu tidak ada lagi, apalagi jika Wacana Pembangunan Bandara Udara di wilayah Tulungagung terealisasi dan Jalan Lintas Selatan beroperasi.
Dapat di pastikan bahwa investor akan banyak datang ke Tulungagung.
Hal ini akan berimbas pada ketersediaan Lapangan Pekerjaan bagi masyarakat sekitar.
Jika ada pekerjaan tetap yang bisa mencukupi kebutuhan hidup masyarakat, saya rasa calon buruh Migran akan berkurang.
Karena hakikatnya menjadi buruh Migran bukan menjadi pilihan apabila ada alternatif lain.
Mereka melakukan hal ini semata mata karena persoalan ekonomi yang menghimpit.
Dalam benak mereka sejujurnya ingin bekerja di samping keluarga masing masing.
Kemudian saat Libur Kerja bisa berwisata ke Kampung Susu Dir Tulungagung
Ataupun berkunjung ke wisata bahari yang paling terkenal Pantai Popoh Tulungagung Jawa Timur
Dan ibu ibu tidak lagi menjadi dilema buruh Migran, mereka mencurahkan kasih sayangnya sepenuhnya untuk anak mereka,
Ibu ibu tersebut memberikan pondasi aklaq dan pengetahuan dengan mondok di salah satu pesantren terbaik di Tulungagung Pondok Pesantren Madinul Ulum Tulungagung
Dilema Buruh Migran asal Tulungagung adalah murni pendapat saya, jika ada salah dalam pandangan saya ini.
Selaku penulis artikel ini saya minta maaf.
Karena semua ini lahir dari sebuah bentuk keprihatinan atas berbagai peristiwa yang terjadi pada buruh migran asal Tulungagung.
Bila ada yang perlu di koreksi, silahkan kontak saya via email alviadanis90@gmail.com
Atau bisa langsung hubungi saya dari halaman contact blog ini
Selaku penulis artikel ini saya minta maaf.
Karena semua ini lahir dari sebuah bentuk keprihatinan atas berbagai peristiwa yang terjadi pada buruh migran asal Tulungagung.
Bila ada yang perlu di koreksi, silahkan kontak saya via email alviadanis90@gmail.com
Atau bisa langsung hubungi saya dari halaman contact blog ini